Sajak Cinta untuk Senja 'Bagian Ketiga'

Bagaimana bisa ?
Senja selalu kau cintai di penghujung hari,
Padalah ia datang hanya sebentar, lalu pergi tanpa kau izinkan.
Bisakah aku menjadi senja yang selalu kau nanti ?
Ataukah gelap malam yang kau benci,
Padahal Ia ada, selau saja kau terjaga
dalam dekapan nya tanpa pernah kau sadari.

Sesekali nikatilah gelap malam yang anggun di atas gemerlap bintang,
sadarilah ia selalu ada dan menemanimu
sedari terlelap sampai kau terbangun dari mimpimu.

Senja;
Banyak kenangan di kota yang kau diami,
Biarlah rindu kutabung,
Setelah cukup.
Aku akan kembali.
Sekedar mengenang memeori dimasa itu.

Potret beku senja dikota tua,
Dipesisir pantai pasir putih kota pendidikan,
Ialah saksi dari tawa hangat yang masih terngiang,
Bila masih diperbolehkan dilain waktu,
Mari kembali menikmati senja dengan sedikit cerita tak jelas
dan canda lepas ketika kalian mulai tak waras.

Banyak kata indah terangkai dengan makna yang dalam untuk menyampaikan satu perasaan,
tapi sekeras apapun kepala ini berfikir,
tak ada kata yang bisa terangkai jadi satu kalimat sederhana yang bisa mewakili rasa.
Kamu (titik).
Cukup satu kata yang bisa ku ucap. Itu saja, kurasa itu sudah mewakili.

Banyak ruang,
Banyak tempat,
Untuk seseorang menghilangkan penat.
Tapi,
Tak ada yang benar-benar bisa mengobati penat
Selain penyebab penat itu sendiri.

Disetiap titik yang menandakan perhentian, selalu ada namamu yang terukir.

Umpama ilalang di tengah gurun,
Takbisa;
Lalu dipaksakan.

Bola mata tak lagi ada berpandang,
Tangan tak saling melambai,
Samar-samar melempar senyum,
Suara tawamu,
Ingin rasa memagut,
Mengejek hingga kau jengkel.

Kau datang tanpa ku undang,
Lalu,
Aku pergi tanpa ku pamit.
Impas~

Comments

Popular posts from this blog

Sajak Cinta Sang Kekasih

Sajak Cinta untuk Senja 'Bagian Pertama'